ILMU BUDAYA DASAR TUGAS 2
MANUSIA DAN PENDERITAAN
A.
PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan
termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan
bertingkat-tingkat,
ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga
menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum
tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai
kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan
akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup.
Tuhan memberikan kesenangan atau
kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan
yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.
Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya,
hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang
diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai
pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui
membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo
religius Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk
ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk
melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan
cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah
akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan
Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya
kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian
dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang
dialaminya, untuk akhimya masih
dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang
dialaminya.
Baik
dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang
menguraikan
tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi
manusia akan adanya penderitaan.
Tetapi umunya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga
manusia mengalami penderitaan.
Hal
itu misalnya dalam surat Al.Insyiqoq:6 (q) dinyatakan “manusia ialah mahluk
yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat
tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat
melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi
alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya. dan tidak boleh lupa
untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau
kurang
sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila
manusia itu sudah berkeluarga, maka
penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena
kesalahannya sendiri.
Berbagai
kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus
penderitaan
sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi
penderitaan dalam hidupnya ?
Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi
atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis,
penyembuhannya terletak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan “resiko”
karena seseorang mau`hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau
sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
B.
SIKSAAN
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan
jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah
penderitaan.
Di
dalam kitab suci diterangkan jerus dan ancaman siksaan yang dialami manusia di
akhirat nanti, yaitu siksaan bagi
orang-orang musyrik, syirik. dengki, memfitnah, mencuri` makan harta anak
yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankabut menya-takan :
"masing-masing
bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya.
Ada diantaranya kami hujani dengan
batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang di ganyang dengan halilintar bergemuruh
dahsyat seperti kaum Tsamud. ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti
Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan
siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang
menganiaya diri sendiri. karena dosa-dosanya.
Siksaan
yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak
dibaca di berbagai media massa.
Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan
kadang-kadang disertai gambar si korban.
Berita
mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-han'. Sebuah harian ibu
kota (pos kota) halaman pertama
isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan,
pencurian. perampokan. dan sebagainya.
Dengan
demikian jelaslah di satu pihak kasus siksaan. perkosaan. perampokan,
pembunuhan
dan lain-lain merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose
berita-berita
seperti itu. koran itu cukup laku, dan mempunyai oplaag yang tinggi.
Siksaan
yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan. kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan
dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan
pilihan mana yang akan diambil.
Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak,
siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dan kebimbangan
seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu. sehingga ia merasa tersiksa
dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikimya. masalah kebimbangan akan
lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikimya
ia akan cepat mengambil suatu keputusan. sehingga kebimbangan akan cepat dapat
diatasi.
Kesepian
dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau
jiwanya
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur
adukkan dengan keadaan sepi seperti
yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi.
Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan
salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
Seperti
halnya kebimbangan. kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus
menerus
merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius. seseorang perlu kawan,maka
untuk mengalahkan rasa kesepian
orang perlu cepat mencari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada
umumnya orang yang dapat dijadikan “kawan duka" adalah orang yang dapat
mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu. Selain
mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan.
khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian 'tidak memperoleh tempat
dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada
umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus,
ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu
sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian,
ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya
rarnai. sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang
menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a. Claustrophobia dan Agoraphobia
Cloustrophobia adalah rasa takut
terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan
seseorang berada di tempat terbuka.
b. Gamang merupakan ketakutan bila
seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia takut akibat
berada di tempat yang tinggi. Misalnya seseorang harus melewati jembatan yang
sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseorang takut meniti
dinding tembok dibawahnya.
c. Kegelapan merupakan suatu ketakutan
seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
Sebab dalam pikirannya dalam
kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setarn, pencuri.
Orang yang demikian menghendaki agar mangan tempat tidur selalu dinyalakan
larnpu yang terang.
d. Kesakitan merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
Seseorang yang takut diinjeksi sudah
berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan ke dalam tubuhnya. Hal itu
disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
e. Kegagalan merupakan ketakutan dari
seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa
yang
akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah
untuk
bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi
kegagalan,
trauma yang pemah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau
sampai
terulang lagi.
Apa
yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli-ahli
medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang
mempunyai teori tentang asal mula
dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock
emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan bani,
kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita
mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih
kanan-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang
kelihatannya tenang dan mantap.
Tanpa
pengobatan anak-anak yang menderita phobia sekolah dapat berkembang
menjaadi
agoraphobia yang parah bila mereka sudah biasa. Kesukarannya adalah. bahwa
orang tua sulit membedakan antara
kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenamya.
Umumnya
ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilrnu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah
suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang hanis ditemukan,
dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli
yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak
perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan
ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena
sipenderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan sipenderita
sepuluh kali lebih parah.
C.
KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang
bersangkutan
bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung nampak pada kejiwaannya
dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati. apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
a. Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rokhaninya
b. Usaha mempertahankan diri dengan
cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah;
pada orang yang tidak menderita ganguan kejiwaan bila menghadapi persoalan,
justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi
bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai
berikut:
a. Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma;
hal-hal tersebut sering menyebabkan
yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan
menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Terjadinya konflik sosial
budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang
pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang
telah
mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
cara pematangan batin yang salah
dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting
sebagai overcompensatie.
Proses-proses
kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif : trauma (luka jiwa) yang
dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
survive
dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk
memperoleh
ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, ataupun melakukan
kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
Negatif
: trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami h'ustasi,yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk
frustasi antara lain :
1) Agresi berupa kemarahan yang
meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan
secara fisik berakibat mudah
terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan
sadis
yang dapat membahayakan orang sekitamya.
2) Regresi adalah kembali pada pola
reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan
infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis sampai
meraung-raungmemecah
barang-barang.
3) Fiksasi adalah peletakan atau
pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya
dengan
membisu` memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada
benda keras.
4) Proyeksi merupakan usaha melemparkan
atau memproyeksikan kelemahan dan
sikap-sikap
sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak
pandai
menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
5) Identifikasi adalah menyamakan diri
dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya.
misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri
dengan
bintang film. dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6) narsisme adalah self love yang
berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa
dirinya
lebih superior daripada orang lain.
7) autisme adalah gejala menutup diri
secara total dari dunia riil, tidak mau
berkomunikasi
dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat
menjurus
ke sifat yang sinting.
Penderita
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1) Kota-kota besar yang banyak memberi
tantangan-tantangan hidup yang berat,
sehingga orang merasa dikejar-kejar
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu
keperluan hidupnya` sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang
lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
2) Anak-anak muda usia yang tidak
berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki
atau
diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya,
sehingga
pada orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam
kenyataan
hidupnya akibat nonna lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai
dengan
norma baru yang tengah berlaku.
3) Wanita pada umumnya lebih mudah
merasakan suatu masalah yang dibawanya
kedalam
hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut,
sementara
itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum
wanitalah
yang banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan
kejiwaan)
daripada kaum pria
4) Orang yang tidak beragama tidak
memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi,
sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam
keadaan
yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
5) Orang yang terlalu mengejar materi
seperti pedagang dan pengusaha merniliki
sifat
ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak
Mungkin,
mereka adalah kaum materialis dan mengabarkan masalah spiritual yang
justru
membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Penderitaan
maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban
berat, sehingga dunia ini
benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan
tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik
mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka
berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu
menderita dan merasa putus asa` lalu mengambil jalan "pintas" dengan
bunuh diri.
D.
PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan` baik berat ataupun ringan. Penderitaan
adalah bagian kehidupan manusia yang
bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha
mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau
menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya
itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat
manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat
atau mengamati penderitaan.
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi
manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia. melainkan
juga
menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup
sebagai rangkaian penderitaan.
Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah
telah berfirrnan dalam surat Arra'du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan menibah nasib
seseorang kecuali orang itu sendiri yang bemsaha merubalmya.
Pembebasan dari penderitaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan
disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia
hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber
malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain
dialarni sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain.
Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang` orang lain
atau masyarakat menderita.
Apabila
kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin bangsa,
orang-orang besar di dunia, sebagian
dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin
kita Bung Kamo dan Bung Hatta berapa lama mendekam dalam penjara kolonial
karena perjuangannya memerdekakan bangsa. Demikian juga pemimpin-pemimpin kita
yang lain.
E.
PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modem sekarang ini
kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh
kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya
membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom. reaktor nuklir, pabrik senjata,
peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya
penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan
Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beraccun di
India. Penggunaan peluru kendali dalam perang Irak.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan
penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan
lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan
Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet,
Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Berita mengenai penderitaan manusia
silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud
supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan
manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa
material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari
musibah Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui
organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke
tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera
menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa
simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati
penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana
penderitaan anak bemama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya
sendiri yang difilrnkan dengan judul “Arie Hangara”.
F.
PENDERITAAN
DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a) Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia.
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib
buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan
kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk
dan takdir. kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu
manusia penyebabnya. Karena perbuatan bunik antara sesama manusia maka manusia
lain menjadi menderita.
b) Penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan.
Narnun kesabaran, tawakal, dan
optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
G.
PENGARUH PENDERITAAN
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam
dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif
ataupun sikap negatif. Sikap negatif
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal
kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap
negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin,
tidak punya gairah hidup.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan
itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak
mudah menyerah, bahkan mungkin
timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang
menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti
kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila
sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada
para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan
untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan
perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti
dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa harnbatan harus disingkirkan.
Sumber
:
1. http://wahyuprakosa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26646/bab6-manusia_dan_penderitaan.pdf.
2. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:eOn-sqmo_I8J:wahyuprakosa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26646/bab6-manusia_dan_penderitaan.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
Komentar
Posting Komentar