ILMU BUDAYA DASAR TUGAS 4
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
A.
PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dan' kata
gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak
tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan
seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang
dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang
dalam situasi tertentu. Gejala
tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mundar-mandir dalam mang tertentu sarnbil menundukkan kepala; memandang jauh ke
depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk terrnenung sambil memegang
kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah saur
ekspresi dan' kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-han', kegelisahan
juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah
kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi
dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan
tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa
berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu
kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
a) Kecemasan Obyektif
Kecemasan
tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan
atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam
lingkungan
seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya
dan timbulnya kecemasan mungkin dari
sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk
menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan
tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan
yang pemah dialami seseorang misalnya pemah terkejut waktu diketahui
dipakaiannya
ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa
merupakan
binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pemah diperkosa oleh
sejumlah
pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian,
lebih-lebih
bila jumlahnya sarna dengan yang pemah memperkosanya. Kecemasan akibat
dari
kenyataan yang pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam
eksistensi
hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah
kemudian
apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialarni oleh seorang bayi atau anak
kecil
dan sangat berkesan akan nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya
ia mendapat perlakuan yang kejarn
dari ayahnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang yang seusia
ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi
membalik
: karena ia mendendarn, maka ia berusaha selalu untuk ganti benbuat kejam
sebagai
pelarnpiasannya.
b) Kecemasan Neorotis (syaraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund
Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
1) Kecemasan yang tirnbul karena
penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang itu takut akan
bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya
sendiri, sehingga menekan dan
menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi
sifat dari seseorang yang gelisah,
yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat
akan terjadi.
Contoh :
Didi anak laki-laki berumur 10
tahun. Ia duduk di kelas V SD. Pada suatu hari ia
diberitahu ayahnya, bahwa bulan
depan ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka
sekeluarga harus pindah. Sudah tentu
Didi harus ikut. Jadi ia harus pindah sekolah
di kota tempat ayahnya bertugas. Ibu
Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat yang larna ia sudah betah, berkat
adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-lebih
Didi, kareana baik di kampung maupun di sekolah. Didi banyak kawannya. Karena
itu ia takut kalau di tempat yang baru kelak ia tidak akan merasa betah. Bila
tidak ikut pindah, akan ikut siapa; ikut pindah bagaimana di tempat yang baru
nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
2) Bentuk ketakutan yang tegang dan
inasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia
adalah, bahwa intensitet ketakutan
melebihi proporsi yang sebenamya dan' obyek
yang ditakutkannya Misalnya seorang
gadis takut memegang benda yang terbuat
dan' karet. Ia tidak mengetahui
sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika
masih kecil dulu ia sering diberi
balon karet oleh ayahnya` satu untuk dia dan satu
untuk adiknya. Dalam suatu
pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang
keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi
terhubung dengan balon karet.
3) Rasa takut lain ialah rasa gugup,
gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya
secara tiba-tiba tanpa ada provokasi
yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan
untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan
dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan
superego melarangnya.
Contoh :
Seseorang yang tidak biasa menyanyi
atau bicara didepan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau
berpidato, maka ia gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit
berbicara atau menyanyi.
c) Kecemasan Moril
Kecemasan
moril disebabkan karena pribadi seseorangTiap pribadi memiliki
bennacam-macam
emosi antara lain: in', benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta,
rasa
kurang.
Rasa
iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu
secara
keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat Oleh karena itu sering alasan
untuk
in', benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat
seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia
akan
merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang
merasa din'nya kurang cantik, maka
dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun
tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih
dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan
kecemasan moril.
B.
SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila
kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang
takut kehilangan hak-haknya. Hal itu
adalah akibat dari suatu ancarnan, baik ancaman dan' luar maupun dan' dalam.
Contoh
:
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya
banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu
disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang
sekaligus` misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak
kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik. Kalau misalnya,
kentongan
dipukul terus menerus dan disambung bersaut-sautan makin lama makin
dekat,
tentu orang-orang akan gelisah. Gerangan apakah yang akan terjadi ? Meskipun
berita
peristiwa belum ada, tetapi yang jelas itu merupakan tanda bahaya.
C.
USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama hanis mulai dari diri kita sendiri. yaitu kita
harus
bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga
segala
kesulitan
dapat kita atasi.
Contoh
Dokter
yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit. justru tidak dapat
merasa
tenang. karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa
bila
menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini
dokter
itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Cara
lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan
atau
kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran; pertama-tama, kita
tanyakan
kepada
diri kita sendiri (introspeksi). akibat yang paling bunik yang bagaimanakah
yang
akan
kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya
dan
sebagainya. Apabila kita dapat
menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita
tidak dapat mengatasinya` kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya,
karena tidak semua pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang kedua kita
bersedia menerima akibamya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya
kecemasan
tersebut akan sima dalam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan bersama-sarna
berjalannya
waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan
akibat timbulnya kecemasan, dengan demikian kita akan tidak
merasakan
lagi adanya krasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa kita.
Untuk
mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada
Tuhan.
Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. kita hanis percaya bahwa
Tuhanlah
Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha penyayang dan Maha Pengampun.
D.
KETERASINGAN
Keterasingan
berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata
asing
berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti,
tersisihkan dari
pergaulan,
terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti
hal-hal
yang
berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang
lain.
Terasing
atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang
pernah
mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang
berbeda
satu sama lain.
Yang
menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak
dapat diterima atau tidak dapat
dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang,
sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima
atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat,
sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal itu
akan merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain. Karena itu
orang yang berbuat itu dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan
itu misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang, sombong.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya
dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang
diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya si pelaku ini
tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisah orang lain, dan si pelaku
dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan
dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat terjadi
apabila orang itu terasing yang membuat ia gelisah.
Keterasingan
yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya, tidak
simpati, tidak mau berurusan, tidak
mau mendekati, tidak mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi di pelaku.
Apabila dengan perilaku masyarakat ini masih tidak mempan menyadarkan si pelaku
itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh istitusi yang diciptakan masyarakat
misalnya pengadilan.
Orang
yang bersikap angkuh, sombong, besar kepala, tidak menghormati orang lain
selalu akan tersisih dari pergaulan
masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh
masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh nilai-nilai kemanusiaannya apabila
bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan tidak menghormati orang lain. Karena itu
ia dibenci orang lain, sehingga membuat ia dalam keterasingan.
Dalam
karya sastra Abdul Muis yang berjudul “Salah Asuhan", Hanafi yang
berpendidikan Barat adalah tipe
orang yang sombong, angkuh, tak menghormati orang lain. Ia menganggap rendah
dan kolot masyarakat Minangkabau, sehingga ia terasing karena dibenci, tak
disukai oleh masyarakat sekitarnya. Dikalangan teman-temannya sendiri ia
dibenci dan dijauhi karena sifatnya yang membeda-bedakan teman-temannya. Ini
terbukti ketika ia bersama istrinya Corrie de Busye mengadakan pesta makan
malam di rumahnya di Jakarta, dengan mengundang teman-temannya tetapi yang
diundang hanya teman-teman tamatan sekolah di Negeri Belanda Pembedaan seperti
ini tak disenangi oleh teman-temannya, sehingga tak seorangpun yang hadir pada
malam itu. Hanafi dan Corrie istrinya dalam keterasingan.
Kekurang
yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal
ini
bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya sendiri
karena
ketidak
mampuan atau karena membuat kesalahan. Ketidakmarnpuan atau kesalahan ini
berpengaruh
pada nama baik atau harga diri atau martabat orang yang bersangkutan.
Ketidakmampuan
disini meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun
ketidakmampuan fisik. Kurang ilmu
pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belum sampai pada taraf
tertentu yang dihadapinya sekarang. Dengan demikian orang yang bersangkutan
tidak japat menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya. Karena
itu ia merasa gelisah, terasing.
Kesalahan
yang dibuat seseorang juga dapat membuat orang itu dalam keterasingan,
dan
karena itu ia merasa gelisah.
E.
KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang
berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau
lengang, tidak berteman. Setiap orang pemah mengalami kesepian. karena kesepian
bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan
kasus penyebabnya.
Sebab-sebab
terjadinya kesepian
Bermacam-macam
penyebab terjadinya kespian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian.
Dalam hal seperti itu orang tidak
mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan
sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.
Contoh
Pangeran
Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan,
keramaian.
dan ketidakpastian. Karena fmstasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana
dengan
keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi
ke
tempat yang sepi, mencari hakekat hidup.
Bila
kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak
sarna,
namun
ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dan'
keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala,
sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi` maka
orang yang bersikap sombong itu hidup terasing. terpencil dari keramaian hidup
sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap
rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang
bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa
dirinya kurang berharga dibanding orang lain. maka orang itu lebih suka
menyendiri. Karena menyendiri itu akibatnya kesepian.
F.
KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata
tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa
arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang
tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa
arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat
pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidak
konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian
tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama
ditunggu-tunggu membuat orang
gelisah. lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir
seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan, karena status dari
karir itu terancam. Karena ketidakpastian itu status yang telah ditetapkan oleh
atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
G.
SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang
yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi
mengambil kesimpulan. Dalam berpikir
manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya
menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik
akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda
obsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian,
kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa
sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1) Obsesi
Obsesi
mempakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu
yang terus menerus, biasanya tentang
hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh
penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat,
pada suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya.
Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia
merugi.
2) Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak
terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3) Kompulasi
Ialah
adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan
yang tak disadari melakukan
perbuatan yang serupa berkali-kali.
Contoh
:
a) Keinginan untuk mengambil barang
(mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat
baginya, dan andaikan ingin membeli,
marnpu juga dia (kleptomania)
b) Keinginan minum minuman keras. Orang
itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda
pikiran atau perasaan kecewa
keinginan minumnya tak dapat dibendung.
4) Histeria
Ialah
neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman
pahit yang menekan, kelemahan
syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dan' sikap orang lain.
Contoh
:
Ketika Ibu Bakri sedang melayani
anaknya makan, datang orang-orang mengetuk
pintu, mengucap salam. Dljawabnya
dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung jenazah
yang ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya siapa itu ?. “itu kan bukan Kang
Bakri l” semua orang yang ditanya diam. Akhimya dia berteriak histeris lalu
pingsan (film orang-orang laut)
5) Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.
Tidak dapat memakai akal sehat,
tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman
Delusi
ini ada tiga macam, yaitu :
a) Delusi persekusi : menganggap
keadaan sekitamya jelek. Seseorang yang mengalami delusi persekusi tidak mau
mengenal tetangga kiri kanan karena menganggap jelek.
b) Delusi keagungan : menganggap
dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila hormat,
Menganggap orang-orang disekitamya sebagai orang-orang tidak penting. Akhirnya
semua orang menjauhi juga.
c) Delusi melancholis : merasa dirinya
bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyuten atau dikenal
dengan nama delin'um trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot
tak terkuasa lagi.
Contoh :
Pak Joyo orang kampung pada suatu
hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi karena
takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa
menjawab, mulutnya gemetar. Akhimya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa
darinya.
6) Halusinasi.
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi
buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius.
Kadang-kadang karena halusinai orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan
dasamya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan
sasararmya. Ini nampak dalam perbuatan perbuatan penderita. ( penderita itu dapat
menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri)
7) Keadaan Emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. lni nampak
pada keseluruhan pribadinya:
gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat,
tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa
kesedihan menekan, tidak bemafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka
mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, terrnenung, menyendiri.
Contoh :
Dalam liburan, seperti biasa
Samsulbahn' pulang ke kampungnya, dan biasa pula
setiap pulangnya Samsul bermain ke
rumah Nurbaya, bekas pacamya. Kedatangan Samsul di rumah Nurbaya ialah untuk
mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsulbahri oleh Datuk
Maringgih, suami Nurbaya. Melihat itu Samsul bahkan menghamtam si tua bangka
itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu terdengar oleh ayah Nurbaya;
ayah Nurbaya keluar melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus meninggal ( Siti
Nurbaya, Marah Rusli )
H.
USAHA-USAHA PENYEMBUHAN
KETIDAKPASTIAN
Orang
yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya. Untuk
dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata
penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu
terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri
ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya
rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia
atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang
takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan
benda-benda tersebut.
Orang
yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang
kesombongannya,
tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah
karena
pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitamya dan dirinya sendiri.
Sumber
:
2. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:MAGsJR7KCS4J:dimyati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/20105/bab10-manusia_dan_kegelisahan.pdf+&cd=12&hl=id&ct=clnk&gl=id
Komentar
Posting Komentar